Kamis, 23 April 2020

Pentingnya Penyaluran Bantuan Satu Pintu

"Kejahatan yang terorganisir akan mengalahkan kebaikan yang tidak terorganisir". Kalimat bijak dari menantu sekaligus sahabat Rasulullah SAW, Ali bin Abu Thalib RA masih sangat relevan untuk kita pakai saat ini. Terutama untuk melawan penyebaran virus Corona atau Covid-19.

Kita sudah ketahui bersama, bahwa efek dari pandemi Covid-19 bukan hanya persoalan kesehatan manusia, namun tidak kalah pentingnya juga adalah persoalan ekonomi masyarakat. Sejak himbauan pemerintah agar masyarakat tetap di rumah dan membatasi aktivitas, maka tidak sedikit dari saudara kita yang penghasilannya terganggu. Terutama mereka yang bekerja dengan memanfaatkan relasi banyak orang, seperti ojol, pedagang pasar, sopir angkot, buruh, dan masih banyak lagi.

Situasi saat ini ibarat buah simalakama bagi mereka. Bertahan di rumah tapi tak ada penghasilan atau tetap keluar rumah dengan ancaman virus. Tentu kita menginginkan agar saudara kita tetap di rumah. Namun perlu pula diperhatikan kebutuhan hidup sehari-hari mereka yang terdampak.

Dan kita patut bersyukur, sampai hari ini begitu ramai organisasi masyarakat, yayasan, pribadi, lembaga mahasiswa, dan lain-lainnya membuka donasi bantuan untuk mereka yang terdampak. Begitu ramai pula bantuan tersalurkan kepada masyarakat. Ada yang memberi masker gratis, sembako, sampai uang tunai. Bukti bahwa masyarakat masih memiliki kepedulian satu sama lain. Apakah sudah cukup? Tidak.

Kita perlu naik satu tingkat lagi. Yaitu mengalahkan kejahatan Covid-19 dengan mengorganisir kebaikan, khususnya mengorganisir bantuan. Mengapa itu perlu?

Penyaluran bantuan yang tidak teroganisir, apakah itu di pusat atau di daerah bisa saja tidak merata. Sehingga memungkinkan masyarakat yang terdampak ada yang kelebihan bantuan ada pula yang tidak mendapatkan sama sekali.

Bagaimana solusinya? Pusatkan seluruh penyaluran bantuan kemanusiaan melalui koordinasi satu pintu. Dalam hal ini, tim gugus pencegahan penyebaran Covid-19 di tingkat daerah menjadi alternatif yang paling tepat. Sederhananya, ormas, lembaga, pribadi, yayasan, yang memiliki bantuan yang berbeda-beda dapat menyalurkan bantuan sesuai arahan tim gugus di setiap daerah. Di kecamatan manakah, kelurahan apakah, desa apakah, RT/RW berapakah, bantuan tersebut seharusnya disalurkan.

Apakah sudah cukup? Belum. Diperlukan pendataan yang cepat dan akurat terkait siapa saja korban dampak yang layak menerima bantuan. Maka kini, giliran RT/RW lah yang memegang peranan penting untuk melakukan pendataan. Belum pernah RT/RW menerima tugas sepenting ini, padahal dia yang paling dekat dengan masyarakat. Dengan begitu pendataan bisa lebih cepat serta akurat. RT/RW seharusnya memiliki akses langsung kepada tim gugus untuk melaporkan segala hal.

Mari kita terus berikhtira dengan usaha yang maksimal dan berdoa. Dengan kebaikan yang terorganisir, semoga segala kejahatan segera berlalu. Saat ini rasionalitas dan mentalitas manusia sedang diuji. Semoga kita termasuk orang yang lulus ujian tersebut.


TSAURI

Author & Editor

Has laoreet percipitur ad. Vide interesset in mei, no his legimus verterem. Et nostrum imperdiet appellantur usu, mnesarchum referrentur id vim.

0 komentar:

Posting Komentar

 
biz.